Jumat, 05 Januari 2018

ASKEP ANEMIA

A. Pendahuluan
Anemia adalah suatu istilah yang menunjukkan rendahnya sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan. (Brunner & Suddarth, 2001)

Zat besi merupakan salah satu mikronutrien terpenting kehidupan anak. Kekurangan atau defisiensi besi yang berat akan menyebabkan anemia atau kurang darah. Didunia, defisiensi besi terjadi pada 20-25% bayi. Di Indonesia, ditemukan anemia pada 40,5% balita, 47,2% usia sekolah, 57,1% remaja putri, dan 50,9% ibu hamil. Penelitian pada 1000 anak sekolah yang dilakukan oleh IDAI di 11 propinsi menunjukkan anemia sebanyak 20-25%. Jumlah anak yang mengalami defisiensi besi tanpa anemia tentunya jauh lebih banyak lagi. 


(Sumber : aagyarthayurved)
Anemia yang langsung berhubungan dengan kehamilan adalah anemia defisiensi besi, yang merupakan 95% dari anemia pada wanita hamil. Dalam makalah ini penulis membahas konsep teori anemia defisiensi besi serta asuhan keperawatannya.

B. Pengertian

Anemia Defisiensi besi adalah kadar besi dalam tubuh dibawah nilai normal. Pada tahap awal kita akan menemukan cadangan besi tubuh yang berkurang. Kemudian jika kekurangan berlanjut kadar besi dalam plasma akan berkurang. Pada akhirnya proses pembentukan hemoglobin akan terganggu dan menyebabkan anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral Fe sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit.

Anemia defisiensi besi ialah anemia yang secara primer disebabkan oleh kekurangan zat besi sehingga penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang dengan gambaran darah yang beralih secara progresif dari normositer normokrom menjadi mikrositik hipokrom dan memberi respon terhadap pengobatan dengan senyawa besi (WHO).


C. Etiologi

Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan zat besi, gangguan absorpsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun.
  1. Kehilangan besi akibat perdarahan menahun yang dapat berasal dari
  2. Faktor nutrisi akibat kurangnya jumlah besi heme dalam makanan (daging sapi, ayam, ikan, telur sebagai protein hewani yang mudah diserap). Serta kurangnya intake besi non heme seperti  sereal, gandum, jagung, kentang, ubi jalar, talas, beras, tahu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan (kurma, apel, alpukat, nangka, salak) atau kualitas besi dalam tubuh kurang baik
  3. Kebutuhan besi meningkat seperti pada prematuritas anak dalam masa pertumbuhan dan kehamilan
  4. Gangguan absorpsi besi : gastrekotomi, kolitis kronis
UNTUK BACA SELENGKAPNYA SILAHKAN KLIK DOWNLOAD